KONFLIK PEMIKIRAN METODE ISTINBATH HUKUM MADZHAB HANAFIYYAH DAN SYAFI’IYYAH DALAM HUKUM NIKAH TANPA WALI

Yasfin Maulana Muhammad, Israqunnajah Israqunnajah, Fakhruddin Fakhruddin, Mufti Rahmani

Abstract


Abstract: The role of the guardian in marriage in Islamic family law is an important requirement with the presence of a guardian in the marriage. Basically, the presence of a guardian in a marriage or contract intends to maintain and protect the rights of a woman. Discussions about guardians in marriage, scholars differ in their opinion, including on the role of a guardian in marriage. The guardian has the full right to guardianship (prospective bride) in marriage, including as the utterance of the Ijab sentence to the prospective groom. A guardian in a marriage has a position. The Syafiiyyah Madhhab said that the role of a guardian in a marriage is a condition for the validity of a marriage contract. This is different from the opinion of the Hanafiyyah School which says that marriage is considered valid even though there is no female guardian. From this explanation, there are differences of opinion between Hanafiyyah and Syafi'iyyah in the law of tabpa wali marriage. (1) The Hanafiyyah School concludes that the marriage of a woman (a virgin or a widow) is considered valid even though she does not use a guardian in her marriage and the pillars of marriage according to the Hanafiyyah scholars are only consent and qabul. (2) The Syafii'iyyah school concludes that any woman who wants to get married is obliged to present her guardian and two just men as witnesses and the pillars of marriage according to the Syafi'iyyah scholars are consent and qabul, both the bride and the guardian.

Keywords: Thought; Legal Istinbath Method; Madhab; Marriage without Guardian.

Abstrak: Peran wali dalam perkawinan dalam hukum keluarga Islam merupakan syarat penting dengan hadirnya seorang wali dalam perkawinan. Pada dasarnya hadirnya seorang wali dalam perkawinan atau akad bermaksud untuk menjaga dan melindungi atas hak seorang perempuan tersebut. Pembahasan seputar wali dalam pernikahan para ulama berbeda-beda dalam berpendapat diantaranya pada peran seorang wali dalam pernikahan. Wali berhak penuh atas pewalian (calon mempelai perempuan) dalam perkawinan diantaranya sebagai pengucap kalimat ijab terhadap calon pengantin laki-laki. Seorang wali dalam sebuah pernikahan mempunyai kedudukan. Madzhab Syafiiyyah mengatakan peran seorang wali dalam sebuah pernikahan adalah sebagai syarat sah nya sebuah akad pernikahan. Berbeda dengan pendapat madzhab Hanafiyyah yang mengatakan pernikahan dianggap sah walaupun tidak adanya wali dari pihak perempuan. Dari pemaparan tersebut terdapat adanya perbedaan pendapat anatara hanafiyyah dan Syafi’iyyah dalam hukum nikah tabpa wali. (1) Madzhab Hanafiyyah menyimpulkan pernikahan perempuan (perawan atau janda) dianggap sah walaupun tidak menggunakan wali dalam pernikanya dan rukun nikah menurut para ulama Hanafiyyah hanya ijab dan qabul. (2) Madzhab Syafii’iyyah menyimpulan bahwa seorang perempuan mana pun yang hendak ingin menikah maka wajib menghadirkan walinya dan dua orang lelaki yang adil sebagai saksi dan rukun nikah menurut para ulama Syafi’iyyah adalah ijab dan qabul, kedua mempelai dan wali.

Kata Kunci: Pemikiran; Metode Istinbath Hukum; Madzhab; Nikah Tanpa Wali.


Full Text:

PDF INDONESIA

References


Al-Dimyati, Abu Ummar Yasir bin Ahmad bin Badri bin Najjar, Al-khulashah al-Fiqhiyyah alaa Madzhabi saadati al-Hanafiyyah. Quraba.

Al-Hanafi, Imam ‘Alauddin Abu Bakr bin Mas’ud al-Kasani al-Hanafi, Badai’u ash-Shana’i fii Tartib asy-Syarai’. Kairo: Daar al-Hadits, 1426 H/ 2005 M.

Al-Hanafi, Imam ‘Alauddin Abu Bakr bin Mas’ud al-Kasani, Badai’u ash-Shana’i fii Tartib asy-Syarai, juz II. Beirut: Dar al-Fikr.

Al-Jaziri, Abdurrahman, al Fiqh ala Madzhab al Aarba’ah, juz 4. Beirut: Darul kutub.

Al-Nuri, Alawi Abbas al-Maliki Hasan Sulaiman, Ibanatul Ahkam Syarh Bulughul Maram, Juz 3. Kuala Lumpur, Al-Hidayah Publication.

Al-Sheikh, Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Tasfir Ibnu Katsir jilid 1. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Yafii, 2003.

Al-Sya’rani, Abdul Wahab bin Ahmad bin Ali al-Anshari asy-Syafi’I al-Misri, al-Mizan al-Kubra. Lebanon: Ma’had al-Islami al-Salafi.

Al-Syarakhsi, Al- Syamsuddin, al-Mabsut. Libanon: Dar-al Fikr 1993.

Aminuddin, Selamet, Fiqih Munakakhat. Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Az-Zuhaili, Wahbah, Fiqih Islam wa Adillatuhu jilid 10. Jakarta: Gema Insani, 2011.

Dawud, Abu. Kitab “an-Nikah,” bab” fi al-Wali,” jilid II, 2083.

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tejemahannya, (Bandung: CV Gema Risalah Press, 1993), 56.

Ibrahim, Zainuddin bin, Bahrur Raiq Sarh Kanzud daqaiq, juz 6. Beirut: Dar al-Fikr, 2001.

Majah, Ibnu, kitab “an-Nikah,” bab “La Nikaha Illa bi Waliyyin.” Jilid 1.1878.

Qamhawi, Muhammad Ash-Shadiq Ibnu Qamhawi, Ahkamil Al-Qur’an Lihujjatil Islam Imam Abu Bakar Ahmad bin Ali Arrazi Al-Jashas. Beirut: Altouras 1992.

Qasim, Fiqih Munakahat 1 Dalam Kajian Filsafat Islam dan Keberadaanya dalam Politik Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Depok: Rajawali Press 2019.

Sabiq, Sayyid, Fikih Sunnah. Jakarta, Cakrawala 2008.

Sanjaya, Umar Haris dan Aunur Rahim Faqih (eds), Hukum Perkawinan Islam di Indonesia.Yogyakarta: GAMA MEDIA 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif. Bandung: Alfabeta 2012.

Tirmidzi, kitab “an-Nikah,” bab, “Man Ja’a La Nikaha Illa bi Waliyin, “jilid III.1102.

WALI MUJBIR MENURUT IMAM SYAFI’I (TINJAUAN MAQÂSHID AL-SYARÎ’AH) | Khoiruddin | Al-Fikra : Jurnal Ilmiah KeIslaman (uin-suska.ac.id).




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v8i1.13397

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Yasfin Maulana Muhammad, Israqunnajah, Fakhruddin, Mufti Rahmani

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Al-Ijtimaiyyah has been indexed by:

        

JURNAL AL-IJTIMAIYYAH 
P-ISSN 2654-5217
E-ISSN 2461-0755
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia