KESEHATAN MENTAL JAMAAH SULUK DI PESANTREN DARUL AMAN ACEH BESAR MENTAL HEALTH OF THE SULUK CONGREGATION AT DARUL AMAN ISLAMIC BOARDING SCHOOL ACEH BESAR
Abstract
Kesehatan mental merupakan kondisi mental yang ditandai dengan tidak adanya gangguan atau kecacatan mental. Permasalahan kesehatan mental yang sering dialami individu diantaranya adalah mengalami kegelisahan, tidak merasa adanya ketentraman, hingga mengalami gangguan kejiwaan. Maka dari itu, individu perlu memiliki kemampuan menjaga dan memelihara kesehatan mental yang baik agar terhindar dari gangguan kejiwaan. Kesehatan mental dapat diperoleh individu dengan memenuhi kebutuhan lahiriah maupun kebutuhan batiniah. Salah satunya pemenuhan kebutuhan batiniah dapat diperoleh dari kegiatan suluk yang merupakan metode pembinaan spiritual dan bertujuan untuk membentuk individu yang bertaqwa. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan jumlah responden sebanyak 58 jamaah, metode yang digunakan adalah purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan yaitu berdasarkan uji t (t-test) menggunakan paired samples T-test. Hasil uji t (t-test) pre test ke post test menunjukkan nilai t = -17.400 dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan antara hasil kesehatan mental sebelum dan sesudah melakukan suluk dari pre test ke post test dengan skor rerata pre test 51,41 menjadi skor rerata post test 81,17.
Mental health is a mental condition characterized by the absence of mental disorders or disabilities. Mental health problems that are often experienced by individuals include experiencing anxiety, not feeling any peace, to experiencing mental disorders. Therefore, individuals need to have the ability to maintain and maintain good mental health in order to avoid mental disorders. Mental health can be obtained by individuals by meeting external and internal needs. One of them is the fulfillment of inner needs that can be obtained from Suluk activities which are a method of spiritual development and aim to form pious individuals. This study uses quantitative techniques with the number of respondents as many as 58 pilgrims, the method used is purposive sampling. The data analysis method used is based on the t-test (t-test) using paired samples T-test. The results of the t-test (t-test) pre-test to post-test showed a value of t = -17.400 with a significance level of 0.000 (p<0.05) this indicates that there is a very significant difference between mental health outcomes before and after performing Suluk from pre-test. test to post test with a pre-test mean score of 51.41 to a post-test mean score of 81.17.
Kata Kunci: Suluk; Kesehatan Mental; Pesantren
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adisty dkk (2014). Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Penegtahuan Dan Keterbukaan Masyarakat Terhadap Gangguan Kesehatan Mental. Jurnal prodising ks: Riset & PKM (2) 147-300.
Achamad, M (2000). Jiwa Dalam Al Quran: Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern. Jakarta: Paramadina.
Badan Pusat Statisik (BPS) 2018.
Curup. (2017). Panitia Minta Awasi Jamaah suluk. Rakyat Bengkulu.
Daradjat. (2001). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Diener, E (2006). Guidelines For National Indicators Of Dubjective Well-Being And Ill-Being. Applied Research In Quality Of Life, 1 (2), 151-157 http://www.wam.umd.edu.
Fuad, S. (2001). Hakekat Tarekat Naqsyabandiyah. Jakarta: Husna Zikra.
Farhanah, S. (2017). Puasa dan Tazkiyatun Nafs Pada Jamaah Suluk di Ma’had Babul Ulum Abu Lueng Ie Al-Aziziyah Barona Jaya Aceh Besar. (Skripsi Tidak Dipublikasi). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.
Frieda, N.H. Moods. 1993. Emotion Episodes and Emotions. New York: Guilford Press
Hariyanto, U (2015). Pengaruh Bimbingan Agama Terhadap Kesehatan Mental Jamaah Majelis Rasullah Pancoran Jakarta Selatan. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. (tidak dipublikasi). Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jalaluddin, R. (2003). Psikologi Agama. Bandung: PT Mirza Pustaka.
Kemendes, (2016 Oktober). Peran Keluarga Dukungan Kesehatan Mental Jiwa Masyarakat. Jakarata (6).
Keyes (2002). The Mental Health Continum: From Languishing To Flourishing In Life. Journal Of Health And Social Behavior, 207-222.
King, A. Laura. (2014). Psikologi Umum. Jakarta: Salemba Humanika.
Misykah, R. (2012). Makna Suluk Pada Lansia Anggota Jamaah Tarekat Nagsyabandiah. Yogyakarta.
Munawir, A (1997). Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap “Dalam Buku Suluk Dan Kesehatan Mental. Surabaya: Pustaka Progresif.
Mahfud, Dkk (2015) Mengenai Pengaruh Ketaatan Beribadah Terhadap Kesehatan Mental Uin Walisiongo Semarang. Jurnal Ilmu Dakwah Uin Walisongo Semarang 35-31.
Muryati dan Suryawati, (2006). Sosiologi jilid 2. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Parpatih, Sy. Dt. (2011). Suluk Dan Kesehatan Mental. Padang: Hayfa Press.
Prawira P.A. (2016). Psikologi Pendidikan. Yogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Popi S, dkk. (2011). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Persepektif Islam. Jakarta: Pustaka Kencana.
Qurotul, U. (2018). Kesehatan Jiwa Menurut Paradigma Islam (Kajian Berdasarkan Al Quran Dan Hadist). Internasional Conference Of Nusantara Philolosophy. Jurnal Psp Universitas Gadjah Mada, 10-11.
Rahmat Aziz, (2015). Aplikasi Model Rasch Dalam Pengujian Alat Ukur Kesehatan Mental Di Tempat Kerja. Jurnal Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.
Rahmi Nursoban (2007). Pengaruh Dzikir Terhadap Kesehatan Mental Jamaah Pondok Pesantren As Salafiyah Cianjur. Fakultas Dakwah dan Komunikasi (tidak dipublikasi) UIN Syarif Jakarta.
Sintesa, l. (2017, September 25). Orang Suluk? ustad Abdul Somad, LC. MA [Video file].
Subandi, M. A. (2013). Psikologi Agama & Kesehatan Mental. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Subandi, M. A. (2009). Psikologi Dzikir. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Surry, K. (2018, 26 Mei). Suluk, Ramadhan Bersama Sang Khalik. Serembinews. Diunduh darihttp://aceh.tribunnews.com/2018/05/26/suluk-ramadhan-bersama-sang-khalik?page=all.
Singgih D. Gunarsa. (2006). Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: Gunung Mulia.
Sutardjo wiramihardja. (2005). Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Bandung: Alfabeta.
Soejadi. (2000). Pedoman Penilaian Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: Katiga.
Tgk. H. Djamaluddin Waly. (2003), Panduan Zikir Dan Doa Bersama. Aceh Besar.
Taylor & Brown (1988). Illusion And Well-Being: A Social Psychological Persepective On Mental Health. Psychological Bulletin, 103(2), 193-213.
Yuniatun, E. (2016). Pengaruh Dzikir Bagi Kesehatan Mental Santri Di Pondok Pesantren Al Hidayah Karangsuci Purwokerto. (Skripsi Tidak Dipublikasi). Fakultas Dakwah Prodi Bimbingan Dan Konseling Islam Jurusan Bimbingan Dan Konseling. Istitut Agama Islam Negeri, Purwokerto.
Yusak, B (1999). Kesehatan mental. Jakarta: Pusaka setia.
Yustinus Semiun. (2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius.
Veit, dkk (1983). The Structure Of Psychological Distress And Well-Being In General Populations. Jurnal Of Consulting And Clinical Psychology, 51, 730-742
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/psikoislamedia.v7i1.11639
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 cut rizka aliana, Yunita Amaiza, wardani wardani
Published by Faculty of Psychology UIN Ar-Raniry
Journal Secretariat:
Jl. Syeikh Abdur Rauf, Fakultas Psikologi, Kopelma Darussalam UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, 23111,
e-mail: [email protected]
INDEXED BY:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.